Thursday, September 29, 2011

Paradox Sarapan

Akhir2 ini saya selalu berusaha sarapan. Sarapan yang saya maksud di sini adalah sarapan nasi, dengan lauk minimal telur mata sapi (dasar orang Indonesia, hehe). Sebelumnya saya sarapan roti saja, karena tidak sempat. Supaya sempat membuat sarapan saya harus bangun lebih pagi. Jadi sekarang saya tidak pernah tidur lagi setelah salat subuh.

Akibat sudah aktif sejak pagi, di siang hari saya jadi lebih lapar dari biasanya. Jadi yang biasa saya ngemil di sore hari, sekarang jadi ngemil di siang hari. Nah, karena sore hari tidak ngemil, menjelang tidur saya jadi lapar. Akibatnya saya sering makan lagi di larut malam. Mungkin ada faktor cuaca yang mulai dingin juga ya. Begitu terus selama beberapa hari ini. Akhirnya, hari ini, tidak bisa sarapan. Gara-garanya? Bahan sarapan hari ini habis tadi malam sebelum tidur XD.

Jadi, gimana dong?

Tuesday, September 27, 2011

Hebatnya Twitter

Saya tertegun melihat notifikasi twitter di kotak masuk saya. Ada satu follower baru. Follower ini bukan orang sembarangan. Seorang alumni ITB dan MIT serta mantan dirut sebuah BUMN. Beberapa hari sebelumnya saya memang mem-follow dia. Kelihatannya akunnya asli, tidak pernah terpikirkan oleh saya bahwa dia akan mem-folbek, follow-back, saya, kalo istilah abg jaman sekarang.

Bagi saya, twitter adalah sebuah anugrah (lebay dikit ngga papa yaa). Lewat twitter saya bisa melihat orang-orang yang hebat (menurut saya). Dengan membaca timeline mereka, jadi sedikit tahu tentang pemikiran mereka sehari-hari. Tiba-tiba saya mendapat mentor para ahli di bidang masing-masing. Kebanyakan mereka juga ramah menanggapi diskusi. Walau ada juga yang dalam diskusi ternyata mengecewakan. Tapi tidak apa-apa. Yang penting saya bisa "mencuri" ilmunya, hehe.

Kembali menatap notifikasi tadi. Ingatan saya melayang ke waktu kira-kira satu tahun yang lalu. Saya sedang mengikuti proses rekrutmen di suatu perusahaan swasta nasional. Pertama kali tembus sampai level direksi. Tentu masih ingat nama direktur utamanya. Ah, nama yang sama.



Monday, September 26, 2011

Soal Usia

Di Korea, setelah nama, datang darimana, hal yang biasanya ditanyakan adalah usia. Kenapa? Karena hal itu akan menentukan bagaimana orang harus bersikap kepada kita.Yak, usia adalah sesuatu yang penting dalam budaya Korea.

Mirip Jepang, senioritas sangat kental dalah kehidupan masyarakat Korea. Dalam bahasa Korea, ada beberapa tingkatan untuk digunakan, tergantung kepada siapa kita berbicara. Sebagai orang yang berdarah Sunda-Jawa (Jawanya Solo pula!) saya seharusnya sudah biasa dengan hal-hal begini. Masalahnya (eh, untungnya  ya) saya dibesarkan dengan didikan yang egaliter. Sejak kecil bebas-bebas saja kalau berdebat sama Bapak. Tentu tetap sopan ya. Jadi kadang-kadang mengganjal juga di sini, jadi anggota junior lab. Oh, tambahan, di keluarga saya anak paling besar dan cucu paling tua, hehehe.

Eh sedang berkeluh kesah nasib jadi junior, saya lihat pembicaraan di satu milis yang saya ikuti. Para senior2 sedang resah karena usia beranjak tua. Salah satunya berkisah, sekitar dua puluh tahunan yang lalu memperkenalkan diri sebagai junior engineer ke bos2 perusahaannya. Salah satu eksekutifnya yang berusia 52 tahun berkata: "Wah, Anda harus bangga (sebagai junior), saya akan memberikan apa saja untuk berada pada posisi Anda."

Ah, ga jadi deh keluh kesahnya :)

Sunday, September 25, 2011

Ini contoh kenapa Islam tidak maju-maju

Saat ini, komunitas Muslim di kampus saya sedang terbelah dua, sebut saja kelompok A dan kelompok B. Sebetulnya menurut saya ini adalah masalah klasik: kelompok A adalah kelompok yang pertama kali datang dan kelompok B adalah para pendatang baru, soal status quo vs perubahan. Di luar mana yang lebih baik, saya ingin membandingkan sikap kedua kelompok ini kepada saya yang selama ini tampil tidak memihak:

Kelompok A sangat agresif menyebarkan pengaruh. Mereka membanggakan hal-hal yang baik mereka buat. Tapi yang membuat saya betul-betul gerah adalah mereka sering menjelek-jelekkan kelompok B. Bukan sikap, tapi pribadi kelompok B. Mereka juga mengunggulkan senioritas umur. Benar-benar tidak pas ditujukan kepada saya yang berusia jauh lebih muda. Yang saya dapatkan adalah: kalau saya ikut kelompok ini, saya akan jadi jongos saja. No way!

Kelompok B, sejauh interaksi saya dengan mereka, tidak pernah menjelek-jelekkan kelompok A. Di luar perbedaan pendapatnya, mereka tidak pernah menyerang pribadi orang-orang di kelompok A. Yang paling jauh adalah (itu pun setelah saya tanya salah satu anggotanya, di luar forum mereka): "After hanging out with them for a while, I decide that they are not good".

Well-well, saya sangat paham maksud dari ucapannya itu.

Saturday, September 24, 2011

Kunci Kemakmuran

Selama ini Bangsa Barat (Amerika Utara, Eropa, Australia) dikenal sebagai bangsa-bangsa yang termakmur di dunia. Niall Ferguson dalam presentasi TED ini mencoba mengungkap penyebabnya.

Menurutnya, kuncinya bukan ada di:
1. letak geografis (Jerman Barat vs Jerman Timur)
2. karakter bangsa (Korea Utara vs Korea Selatan)

tapi, kuncinya ada di hal-hal berikut ini:
1. Kompetisi
2. Revolusi ilmu pengetahuan
3. Hak kepemilikan tanah (properti)
4. Obat-obatan modern
5. Masyarakat konsumen
6. Etos kerja

Terus terang banyak yang saya kurang sreg dengan presentasi Niall Fergusen ini.Misalnya poinnya bahwa imperialisme tidak berpengaruh banyak terhadap kemajuan bangsa berat. Kita sebagai bangsa yang mengalami penjajahan tentu mengerti benar betapa banyak kita telah dirampok.

Walau begitu, kunci-kunci yang disebutkan Fergusen memang benar telah banyak menyumbang kemajuan dan kemakmuran bangsa barat. Tidak ada salahnya kita belajar juga dari hal ini. Tidak ada salahnya menjadi makmur kan?

Di akhir presentasi, Fergusen menunjukkan fakta yang menarik: sekarang perbedaan kemakmuran antara bangsa Asia (yang dimotori oleh Cina, India dan Korea, kapan Indonesiaa~) semakin sempit. Diyakini bahwa dalam jangka waktu hidup kita, pergeseran kekuasaan dunia akan terjadi. Menarik! Seperti yang sudah sering saya bilang: we live in a very interesting era! ;)

Taufiq-yangberusahanulistiaphariuntukmelatihdayaanalsis.













Saturday, September 10, 2011

Ide Startup: Pancakaki

Melihat foto-foto lebaran tahun ini (karena tidak mudik jadi hanya bisa melihat foto saja, huhu) saya jadi sadar betapa besar keluarga saya. Padahal itu baru dari pihak ayah saja. Ternyata, banyak wajah-wajah yang saya tidak kenali, terutama sepupu-sepupu dan ponakan baru yang masih kecil. Ups.

Saya pikir banyak orang Indonesia yang merasa seperti saya. Jadi terpikir, bagaimana kalau ada sebuah website di internet yang bisa fasilitas untuk menyusun silsilah keluarga. Bayangan awalnya bisa seperti myheritage.com , tapi disesuaikan dengan keadaan orang Indonesia. Misalnya, aturan nama keluarga yang beragam (ada marga, klan, nama dengan satu kata) dsb. Tapi yang paling saya inginkan adalah fitur untuk berbagi silsilah keluarga yang dibuat dengan orang lain dengan mudah. Mungkin bisa seperti cara berbagi GoogleDocs, dimana semua orang yang tahu linknya dapat mengedit.

Oke, sekian ide dari saya. Seperti biasa, kalau ada yang ingin mengaplikasikan monggo. Kalau saya mengaplikasikan ide ini, akan saya beri nama pancakaki.com!