Saturday, October 27, 2012

Cara Belajar

Saya sering ditanya oleh teman ataupun saudara tentang cara belajar saya. Selama ini saya kesulitan untuk menjawab, karena saya rasa cara belajar saya ya biasa saja, tidak berbeda dari orang lain. Masalahnya, selama ini saya juga tidak tahu cara belajar orang lain itu seperti apa, hehehe.

 Cara belajar yang baik itu penting. Kenapa? Karena semakin efektif kita belajar semakin banyak yang kita pelajari. Ini bukan hanya berlaku untuk pelajar yang masih bersekolah atau kuliah, tapi bisa untuk mempelajari hal-hal praktis seperti programming atau bahasa.


Kebetulan kemarin saya baca satu artikel di blog Study Hack yang membahas satu metode belajar seorang mahasiswa. Dengan metode ini, si mahasiswa berhasil menguasai empat tahun materi MIT dalam waktu satu tahun saja. Luar biasa kan?  Saya coba pelajari cara belajarnya dan saya bahas di sini. Silahkan disimak.

Langkah pertama adalah tahu lingkup materi. Artinya kita tahu hal-hal apa saja yang harus kita pahami untuk bisa disebut menguasai suatu materi. Untuk bisa tahu lingkup materi, baca bahan-bahan yang ada. Orang seringkali menganggap kita harus langsung paham dalam sekali baca. Akibatnya banyak orang berusaha memelototi suatu materi sampai dia paham betul. Ini akan kurang efektif dan makan waktu terlalu lama. Ingat, kata kuncinya adalah tahu, bukan kuasai. Jadi, kita tidak harus paham betul dulu di tahap ini. Yang penting tahu saja dulu. Cara yang baik di tahap ini adalah dengan membaca (/mendengar kuliah/ menonton video) dengan cepat sambil membuat catatan ringkas. Bisa juga dengan membuat ringkasan satu halaman untuk tiap satu bab buku, misalnya.

Langkah kedua adalah latihan. Fungsi utama latihan adalah untuk tahu apa hal yang tidak kita kuasai. Bisa saja sih kita menggunakan latihan supaya paham, tapi sama seperti langkah pertama, bakal terlalu lama. Hal yang paling penting dari latihan adalah feedback langsung. Evaluasi langsung sangat penting untuk efektivitas latihan kita. Jadi kalau kita mengerjakan soal-soal latihan, yang terbaik adalah kalau kita punya kunci jawaban dari soal-soal tersebut. Selesai kita mengerjakan satu set soal latihan, langsung evaluasi menggunakan kunci jawabannya.

Langkah ketiga dan yang terpenting adalah pemahaman. Di tahap inilah kita benar-benar memastikan penguasaan kita terhadap suatu materi. Untuk mempermudah pemahaman kita, dapat menggunakan metode Feynman. Ambil selembar kertas, tulis judul topik yang kita kuasai, lalu tulis seakan-akan kita sedang mengajari orang lain tentang topik itu menggunakan kata-kata kita sendiri. Saat menulis ini kita boleh bolak-balik membaca bahan materi kita. Saat berusaha menjelaskan kepada orang lain inilah kita akan menemui hal-hal yang akan sulit untuk kita jelaskan. Itu tandanya kita belum paham betul akan hal tersebut. Feynman adalah seorang profesor yang super duper terkenal di bidang Fisika btw. Saya sedang membaca autobiografinya. Tulisannya enak dibaca.

Untuk memperdalam pemahaman kita, coba gunakan analogi-analogi, misalnya bandingkan konsep torsi dengan kegiatan menyekrup. Gunakan juga kata-kata yang sederhana. Makin sederhana makin bagus.

Menurut saya ada lagi yang lebih baik dari metode Feynman, yaitu benar-benar mengajari topik tersebut untuk orang lain. Di samping memperdalam pemahaman kita, kita juga berpahala karena membantu orang. Plus, kita juga bisa tambah ngetop sedikit, hehehe. (Trust me, it works ;) )

Ketiga langkah yang sudah disebut di atas tidak mesti berjalan sendiri-sendiri. Bisa saja kita baca setengah bab kemudian berlatih soal yang sudah kita baca, lalu menggunakan metode Feynman. Atau bisa saja setelah   tahap pemahaman, kita baca ulang materinya, berlatih lagi, kemudian berusaha memahami lebih dalam kembali.

Tips-tips di atas saya coba terapkan untuk artikel cara belajar dari blog Study Hack tadi. Ringkasan saya untuk artikel yang saya baca saya taruh di gambar di bawah. Blog ini adalah implementasi metode Feynmannya.


Oke, demikian tips-tips untuk belajar dengan efektif. Semoga bermanfaat!



Saturday, October 20, 2012

Reviews: Inheritance Cycle

## Warning, heavy spoiler ahead ##

It began with Eragon...
It ends with Inheritance!

Well, those are the lines at the back of the last book in the Inheritance cycle from Christopher Paolini. Finally, I finished this series. It took me more than five years to finish reading it since I first picked up the first book. Inheritance is a fantasy story, about the tale of Eragon, the last Rider and his dragon, Saphira. Okay, I'm sold just with that sentence, hahah.

The story sets in Alagaesia, a world where elfs, humans, dwarfs and some other non human races shares the civilization. A world where dragons used to rule. Now, an Empire led by an evil king rules the land. It was Eragon and Saphira's task to overthrown the king and restore the peace to Alagaesia. After many hardships, Eragon finally slain the tyran. The king is dead, long live the queen!

Even though Eragon is the main character of this story, I felt the most connection with Roran. Roran is a step-brother of Eragon. Unlike Eragon, Roran is not a Rider, thus he does not posses elf-like strength and ability like his step-brother. He also can not use magic. He was a simple farmer who just wanted to build his farm as fast as possible so he can propose his loved one. Roran's tale started when his lover was kidnapped and brought deep into the Empire territory. Roran want to save his girl, but he cannot go by himself. At that time, his village was under attack from the Empire. He cannot charge into the Empire by himself, and he also sure his village is doomed with Empire soldiers marching towards them. So, he convince his whole village to migrate the rebels area. By offering the rebels extra manpower from his village, he hopes the rebels will accept them. After that, with the rebels help he can save his lover. And that, he did. Thus, a simple farmer become a leader.

It was a good, long read. If you enjoy a fantasy tale where you can imagine yourself living a whole new world, complete with dungeons and dragons, Inheritance is for you.

The Inheritance cycle: 4/5