## Warning, heavy spoiler ahead ##
It began with Eragon...
It ends with Inheritance!
Well, those are the lines at the back of the last book in the Inheritance cycle from Christopher Paolini. Finally, I finished this series. It took me more than five years to finish reading it since I first picked up the first book. Inheritance is a fantasy story, about the tale of Eragon, the last Rider and his dragon, Saphira. Okay, I'm sold just with that sentence, hahah.
The story sets in Alagaesia, a world where elfs, humans, dwarfs and some other non human races shares the civilization. A world where dragons used to rule. Now, an Empire led by an evil king rules the land. It was Eragon and Saphira's task to overthrown the king and restore the peace to Alagaesia. After many hardships, Eragon finally slain the tyran. The king is dead, long live the queen!
Even though Eragon is the main character of this story, I felt the most connection with Roran. Roran is a step-brother of Eragon. Unlike Eragon, Roran is not a Rider, thus he does not posses elf-like strength and ability like his step-brother. He also can not use magic. He was a simple farmer who just wanted to build his farm as fast as possible so he can propose his loved one. Roran's tale started when his lover was kidnapped and brought deep into the Empire territory. Roran want to save his girl, but he cannot go by himself. At that time, his village was under attack from the Empire. He cannot charge into the Empire by himself, and he also sure his village is doomed with Empire soldiers marching towards them. So, he convince his whole village to migrate the rebels area. By offering the rebels extra manpower from his village, he hopes the rebels will accept them. After that, with the rebels help he can save his lover. And that, he did. Thus, a simple farmer become a leader.
It was a good, long read. If you enjoy a fantasy tale where you can imagine yourself living a whole new world, complete with dungeons and dragons, Inheritance is for you.
The Inheritance cycle: 4/5
Showing posts with label bacaan. Show all posts
Showing posts with label bacaan. Show all posts
Saturday, October 20, 2012
Friday, September 07, 2012
Guilty Shopping
For me, among the most missed things being abroad, reading Indonesian books sits at a high ranks. So what to do when I went to my hometown last time? Shopping of course! Off to Gramedia!
It's quite a pleasant surprise to see the bookstore packed with visitor, especially youngster. There are still many fans of book in this old hometown of mine. Atleast my favorite bookstore won't go out of business in the near future, hehe. It's a relief, considering from what I read nowadays the school does not give reading assignment anymore. Blasphemy!
So these four books were what I got for myself. Three of them are about people's life, two about Pak Dahlan Iskan and the other about Pak Chairul Tanjung. These two guys have a something in common. They have the rags to riches life story. And by riches I mean ultra-mega-filthy rich! How can they gain such achievement, are the contents of the books. (hint: it's not by "pencitraan"). Btw, if you read my reading list, you'll notice that I read a lot of biography. I like biographies. By reading them I can learn from the life of great people as example.
The last book may take you by surprise. Yep, it's about stand up comedy! I admire comics (standup comedians) that can talk about sensitive issues and bring them into bright daylight. They must be smart! I want to know how they do that, hence i bought the book.
I finished three of the books. Well I kinda cheated with the Pak Dahlan books since most of the content I have known previously, so I just skimmed it. I save the comedy book for later, since I want to enjoy that book thoroughly.
So, how about you? What books did you get during the last holiday?
Sunday, August 08, 2010
Tuesday, June 22, 2010
Note-Worthy Blog: Seth Godin
Sudah seminggu ini ada satu buah blog baru yang jadi supplier feed reader saya. Yak, blog dari Seth Godin ini sekarang menjadi santapan sehari-hari saya, (mmm). Plus lagi, profile picturenya kocak, hehehe:

Blog ini membahas ide-idenya yang saya anggap menarik, tentang bisnis dan self-development. Idenya yang utama adalah bahwa penghambat utama seseorang untuk maju adalah rasa takut. Dia mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah mengatakan, ada bagian otak tertentu yang mengendalikan rasa takut ini. Bagian ini ditemukan sama persis di otak reptil, maka dia menyebutnya the lizard brain.
Kenapa ada rasa takut? Rasa takut mencegah kita memasuki keadaan bahaya. Takut tempat tinggi mencegah kita jatuh. Takut kegelapan mencegah kita diserang dalam gelap. Takut ular mencegah kita digigit ular, dan seterusnya dan seterusnya.
Sayangnya di jaman sekarang ini seringkali rasa takut kita menjadi kurang beralasan. Coba dipikir lagi soal takut-takut berikut ini: Takut ditertawakan karena mengajukan usul; takut dijauhi bila berpendapat berbeda; takut pidato di depan umum; takut melamar gadis yang disukai *ahem, ga maksud nyindir lho*; takut punya cita-cita, dan buanyak lagi. Sama sih, dengan menuruti takut ini kita akan menjadi terhindar dari yang ditakuti. Aman, safe. Tapi, takut yang begini membuat kita kehilangan banyak kesempatan. Hari gini, safe is not safe at all.
Nah kawan, jadi lain kali kalau merasa takut, sadari bahwa that's our lizard brain talking. Pikir lagi, masuk ke takut yang manakah itu?
ps. gw ngga crosscheck penelitian ttg lizard brain. pokoke filosofinya bagus lah :P

Blog ini membahas ide-idenya yang saya anggap menarik, tentang bisnis dan self-development. Idenya yang utama adalah bahwa penghambat utama seseorang untuk maju adalah rasa takut. Dia mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah mengatakan, ada bagian otak tertentu yang mengendalikan rasa takut ini. Bagian ini ditemukan sama persis di otak reptil, maka dia menyebutnya the lizard brain.
Kenapa ada rasa takut? Rasa takut mencegah kita memasuki keadaan bahaya. Takut tempat tinggi mencegah kita jatuh. Takut kegelapan mencegah kita diserang dalam gelap. Takut ular mencegah kita digigit ular, dan seterusnya dan seterusnya.
Sayangnya di jaman sekarang ini seringkali rasa takut kita menjadi kurang beralasan. Coba dipikir lagi soal takut-takut berikut ini: Takut ditertawakan karena mengajukan usul; takut dijauhi bila berpendapat berbeda; takut pidato di depan umum; takut melamar gadis yang disukai *ahem, ga maksud nyindir lho*; takut punya cita-cita, dan buanyak lagi. Sama sih, dengan menuruti takut ini kita akan menjadi terhindar dari yang ditakuti. Aman, safe. Tapi, takut yang begini membuat kita kehilangan banyak kesempatan. Hari gini, safe is not safe at all.
Nah kawan, jadi lain kali kalau merasa takut, sadari bahwa that's our lizard brain talking. Pikir lagi, masuk ke takut yang manakah itu?
ps. gw ngga crosscheck penelitian ttg lizard brain. pokoke filosofinya bagus lah :P
Label:
bacaan
Monday, May 24, 2010
Make Meaning
Saya mendapat link video ceramah Guy Kawasaki dari twitter tentang entrepreneurship dan start-ups. Judulnya "The Art of The Start" Isinya bagus deh.
Yang paling berkesan buat saya adalah poin pertama dari ceramahnya:
Dijelaskan lebih lanjut, ada 3 cara untuk itu:
Btw, saya kesulitan mencari padanan kata "make meaning" dalam Bahasa Indonesia. Ada ide?
Yang paling berkesan buat saya adalah poin pertama dari ceramahnya:
The best reason to start an enterprise is to make meaning
Dijelaskan lebih lanjut, ada 3 cara untuk itu:
- Increase the quality of life
- Right a wrong
- Prevent the end of something good
Btw, saya kesulitan mencari padanan kata "make meaning" dalam Bahasa Indonesia. Ada ide?
Label:
bacaan
Sunday, March 28, 2010
about PASSION!
Hehe, akhirnya jadi juga gw posting soal ini. Hehehe. Ini dipicu dari komennya uni yang satu ini di posting 3 IDIOTS gw.
Hmm, passion, gw coba terjemahin jadi gairah, tapi kok kesannya ndak enak ya? Jadi kita pake passion saja dalam tulisan ini. Pertama kali gw tahu tentang apa yang namanya passion itu dari tulisannya Jack Welch, terutama ini dan ini. Baca deh, bagus!
Jadi apa itu passion? Menurut gw, passion itu panggilan. Sesuatu yang memberikan energi pada kita saat kita mengerjakannya. Gw percaya, bahwa setiap orang itu diciptakan untuk tujuan tertentu di dunia ini. Tiap-tiap orang juga dibekali dengan bakat dan kesempatan untuk menyelesaikan tujuannya. Bila seseorang mengerjakan passionnya, maka dia akan enjoy dalam pekerjaannya.
Lalu bagaimana kita menemukannya? Seperti yang gw bilang, kita diciptakan dengan tujuan tertentu, jadi passion sudah ada di dalam diri kita masing-masing. Oh, kemarin gw beli buku yang sangat bagus, karangan Rene Suhardono, Your Job is Not Your Career. Di situ dibahas soal passion ini, dan beliau menuliskannya dengan sangat bagus. Katanya di sana, jujurlah terhadap diri sendiri. Passion belum tentu adalah hal yang paling kamu bisa, tapi ia pasti adalah hal yang kamu nikmati. Coba semua hal yang mungkin. Kesampingkan dulu soal hitung-hitungan penghasilan. "Do what you are! And live in your uniqueness!" - Rene
Gw pribadi ngga akan berhenti sebelum menemukan passion gw. Kenapa? Karena gw sudah merasakan bedanya bekerja dengan passion dan bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan. Bagaikan langit dan bumi Jendral! When I'm doing my passion, I'm on a high. Gw bisa sangat sedikit tidur bahkan melewatkan makan. Kita tahu apa yang kita kerjakan dan mengapa kita mengerjakannya. Dan kalau kita berhasil menyelesaikannya, puaaaass Jendral. Yeah, it's that good! Sementara kalau kita "bekerja" saja, maka setelah kita menyelesaikan "tugas" kita, terus apa? Mengerjakan lebih? Untuk apa? beuh, susah deh motivasinya. Exactly what I'm feeling in my current job :(
Gw percaya, untuk menjadi orang yang masuk golongan "luar biasa", cara termudah adalah dengan mendalami passion kita. Kenapa? Karena supaya jadi luar biasa itu kita harus kerja luar biasa juga Jendral! Itu yang gw lihat dari kebanyakan orang-orang yang jadi panutan gw. My rockstars kalo meminjam kata-katanya Rene. Mereka kerja dengan cara2 luar biasa, dan sangat keras pula! Beeuh gak kebayang deh gw bisa kerja sekeras itu. Kecualiii.. kecuali kalau gw ngga menganggap itu kerja :) See?
Terus apa dong passion gw? Itu kita bahas lain kali saja. Yang jelas, gw sangat menganjurkan kalian2 segera mulai mencari, bertanya pada diri sendiri, apa passion kalian. Terutama buat yang masih berusia muda dan belum ada tanggungan. Ayo, utang ngga ada, belom ada anak yang ngerepotin. Makan seadanya masih ngga masalah. Ini saat yang tepat untuk bereksperimen kawan! Kalau berhasil, hasilnya kita nikmati sepanjang hidup. Kalau gagal, yaah, coba lagi :D
Terakhir, dari bukunya Rene lagi:
Embrace your passion, live a life of action, build our nation!
Hmm, passion, gw coba terjemahin jadi gairah, tapi kok kesannya ndak enak ya? Jadi kita pake passion saja dalam tulisan ini. Pertama kali gw tahu tentang apa yang namanya passion itu dari tulisannya Jack Welch, terutama ini dan ini. Baca deh, bagus!
Jadi apa itu passion? Menurut gw, passion itu panggilan. Sesuatu yang memberikan energi pada kita saat kita mengerjakannya. Gw percaya, bahwa setiap orang itu diciptakan untuk tujuan tertentu di dunia ini. Tiap-tiap orang juga dibekali dengan bakat dan kesempatan untuk menyelesaikan tujuannya. Bila seseorang mengerjakan passionnya, maka dia akan enjoy dalam pekerjaannya.
Lalu bagaimana kita menemukannya? Seperti yang gw bilang, kita diciptakan dengan tujuan tertentu, jadi passion sudah ada di dalam diri kita masing-masing. Oh, kemarin gw beli buku yang sangat bagus, karangan Rene Suhardono, Your Job is Not Your Career. Di situ dibahas soal passion ini, dan beliau menuliskannya dengan sangat bagus. Katanya di sana, jujurlah terhadap diri sendiri. Passion belum tentu adalah hal yang paling kamu bisa, tapi ia pasti adalah hal yang kamu nikmati. Coba semua hal yang mungkin. Kesampingkan dulu soal hitung-hitungan penghasilan. "Do what you are! And live in your uniqueness!" - Rene
Gw pribadi ngga akan berhenti sebelum menemukan passion gw. Kenapa? Karena gw sudah merasakan bedanya bekerja dengan passion dan bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan. Bagaikan langit dan bumi Jendral! When I'm doing my passion, I'm on a high. Gw bisa sangat sedikit tidur bahkan melewatkan makan. Kita tahu apa yang kita kerjakan dan mengapa kita mengerjakannya. Dan kalau kita berhasil menyelesaikannya, puaaaass Jendral. Yeah, it's that good! Sementara kalau kita "bekerja" saja, maka setelah kita menyelesaikan "tugas" kita, terus apa? Mengerjakan lebih? Untuk apa? beuh, susah deh motivasinya. Exactly what I'm feeling in my current job :(
Gw percaya, untuk menjadi orang yang masuk golongan "luar biasa", cara termudah adalah dengan mendalami passion kita. Kenapa? Karena supaya jadi luar biasa itu kita harus kerja luar biasa juga Jendral! Itu yang gw lihat dari kebanyakan orang-orang yang jadi panutan gw. My rockstars kalo meminjam kata-katanya Rene. Mereka kerja dengan cara2 luar biasa, dan sangat keras pula! Beeuh gak kebayang deh gw bisa kerja sekeras itu. Kecualiii.. kecuali kalau gw ngga menganggap itu kerja :) See?
Terus apa dong passion gw? Itu kita bahas lain kali saja. Yang jelas, gw sangat menganjurkan kalian2 segera mulai mencari, bertanya pada diri sendiri, apa passion kalian. Terutama buat yang masih berusia muda dan belum ada tanggungan. Ayo, utang ngga ada, belom ada anak yang ngerepotin. Makan seadanya masih ngga masalah. Ini saat yang tepat untuk bereksperimen kawan! Kalau berhasil, hasilnya kita nikmati sepanjang hidup. Kalau gagal, yaah, coba lagi :D
Terakhir, dari bukunya Rene lagi:
Embrace your passion, live a life of action, build our nation!
Label:
aktualisasi,
bacaan
Friday, September 25, 2009
Ironi Perubahan
Saya baru beli sebuah buku, judulnya Hot, Flat, and Crowded (aahh,, senangnya punya uang sendiri :D). Baru baca bab satu sih, namanya juga baru beli kemarin. Tapi di bab satu ini saya menemukan sesuatu yang cukup membuat saya tersentak.
Bab satu ini menceritakan tentang pandangan penulis terhadap negaranya, Amerika, saat ini. Intinya sih, Amerika masih nomer satu, tapi saat ini berada di jalur yang salah. Lalu dia menulis:
Well well, lalu bagaimana dengan kita, yang jelas-jelas tidak ingin begini terus?
Bab satu ini menceritakan tentang pandangan penulis terhadap negaranya, Amerika, saat ini. Intinya sih, Amerika masih nomer satu, tapi saat ini berada di jalur yang salah. Lalu dia menulis:
Kalau kita ingin semuanya tetap seperti ini, banyak sekali yang harus kita ubah.
Well well, lalu bagaimana dengan kita, yang jelas-jelas tidak ingin begini terus?
Label:
bacaan
Wednesday, September 23, 2009
Wednesday, May 20, 2009
bacaan: How The Mighty Fall
Berawal dari banyaknya waktu luang gw akhir2 ini (baca: nganggur :p), gw mulai banyak baca. Nah, supaya gw gak terus2an baca manga mulu, gw mulai variasikanlah dengan sesekali baca ini. Minggu ini ada bacaan yang judulnya "How The Mighty Fall". Isinya tentang tahapan2 yang dialami sebuah perusahaan besar saat dia jatuh. Nah, buat ngetes gw nangkep apa ngga isinya, gw mu bahas ulang di sini.
Disebutkan ada 5 tahapan kejatuhan dari sebuah perusahaan besar. Untuk bisa mencapai kesimpulan ini, penulisnya katanya mempelajari lebih dari 6000 tahun sejarah perusahaan kalo digabungkan. Dan yang ngerinya, kejatuhan ini bisa saja baru terasa setelah kita berada di tahap 4! Tapi katanya, selama kita gak jatuh k tahap lima, kita masih bisa bangkit lagi. Okelah mari kita langsung bahas saja tahap2nya.
1. Hubris born of success
Kesombongan yang
Disebutkan ada 5 tahapan kejatuhan dari sebuah perusahaan besar. Untuk bisa mencapai kesimpulan ini, penulisnya katanya mempelajari lebih dari 6000 tahun sejarah perusahaan kalo digabungkan. Dan yang ngerinya, kejatuhan ini bisa saja baru terasa setelah kita berada di tahap 4! Tapi katanya, selama kita gak jatuh k tahap lima, kita masih bisa bangkit lagi. Okelah mari kita langsung bahas saja tahap2nya.
1. Hubris born of success
Kesombongan yang
Label:
bacaan
Sunday, December 16, 2007
don't judge a book by its cover,, but
by the need of a page marker! wakaka
peringatan penulis, ini pendapat pribadi, dan janganlah terlalu dianggap serius.
Jadi begini..
Belum lama ini saya minjem buku keempat dari trilogi klan otori. Dari minjem juga udah diperingatkan,, "mending ga usah de.. jelek soalnya".
Setelah dibaca,, iya sih, ga bagus, hehehe (nekat sih piq!!). Ceritanya terlalu maksa. (iyalah,, namanya juga buku ke empat dari sebuah trilogi, udah maksa banget kan tuh? :p) Tapi saya menemukan fakta yang menarik: Ternyata, untuk ngelanjutin membaca buku ini, saya susah banget nemuin dimana terakhir kali bacaan saya tinggalkan, walopun cuman selang beberapa jam aja. Padahal waktu buku2 sebelumnya dalam trilogi ini, saya bisa dengan mudah menemukan dimana terakhir kali kisah saya tinggalkan, tanpa pembatas buku, walopun ud lewat 2 minggu dari terakhir kali saya baca tuh buku.
jadii,, kesimpulan saya adalah, semakin bukunya ga bagus, sema
kin butuh kita akan pembatas buku, kekekeke. saintifik bukan? :p
peringatan penulis, ini pendapat pribadi, dan janganlah terlalu dianggap serius.
Jadi begini..
Belum lama ini saya minjem buku keempat dari trilogi klan otori. Dari minjem juga udah diperingatkan,, "mending ga usah de.. jelek soalnya".
Setelah dibaca,, iya sih, ga bagus, hehehe (nekat sih piq!!). Ceritanya terlalu maksa. (iyalah,, namanya juga buku ke empat dari sebuah trilogi, udah maksa banget kan tuh? :p) Tapi saya menemukan fakta yang menarik: Ternyata, untuk ngelanjutin membaca buku ini, saya susah banget nemuin dimana terakhir kali bacaan saya tinggalkan, walopun cuman selang beberapa jam aja. Padahal waktu buku2 sebelumnya dalam trilogi ini, saya bisa dengan mudah menemukan dimana terakhir kali kisah saya tinggalkan, tanpa pembatas buku, walopun ud lewat 2 minggu dari terakhir kali saya baca tuh buku.
jadii,, kesimpulan saya adalah, semakin bukunya ga bagus, sema
kin butuh kita akan pembatas buku, kekekeke. saintifik bukan? :p
Subscribe to:
Posts (Atom)