Saturday, December 10, 2005

Robby Djohan Menerbangkan Kembali Garuda

yoow.. fuh, mandi subuh2 emang menyegarkan!

hmm.. nih gw baca crita tentang Robby Djohan dirunjuk menjadi CEO Garuda, di tengah2 perusahaan yang kacau dan krisis yang luar biasa.

Hari2 pertamanya disambut dengan demo karyawan yang (ktnya) mewakili teman2nya dari tim reformasi "Garuda minta reformasi total, tidak terima pemimpin yang cacat hukum dan berbau KKN." Ada juga,"Pejabat Untung, Karyawan Buntung, Garuda Amburadul". Singkatnya ia mengirim pesan bahwa merekalah yang menjatuhkan pemimpin lama. Dan artinya, kalau tidak cocok, nasib Robby juga ada di tangan mereka.

"Saya tanyakan siapa sebenarnya yang mengangkat mereka mewakili tim reformasi. Mereka agak bingung. Lalu saya sampaikan bahwa sebaiknya di Garuda hanya ada satu manajemen, yaitu direksi dan manajemen yang saya angkat, dan saudara-saudara dari Tim Reformasi tidak boleh ikut dalam manajemen,. Sebaiknya Tim Reformasi bubar saja, dan kalau ada masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan akan kita selesaikan bersama. Tapi sekali lagi, soal manajemen, Tim Reformasi atau serikat pekerja tidak boleh ikut."

Kereeen! Perlu keberanian buat bicara seperti itu. Trus saat Ia dan Emir Sattar, direktur keuangannya yang mantan bankir, sama sperti dirinya, berangkat ke London untuk berbicara dengan BankExim negara2 Eropa.. mereka(para kreditur, bank exim) langsung menggebrak, mengintimdasi dengan suara keras, dan mengancam akan menyita pesawat A330 (itu pesawat Airbus-gede) yang disewa. Dengan tenang ia menjawab:

"I am here not to solve my problem but to solve your problem. The main reason why Garuda collaps is because the international banks were giving credit to Garuda to finance dificit cashflow. From my 30 years experience in banks, I cannot understand this. And, if you want to take your planes back, please do it as they're unproductive for us."

Negosiasi berlangsung alot awalnya, tapi Robby dan Emir Sattar tak mau mundur. Ia hanya mau membayar pinjaman dalam tempo 16 tahun dengan bunga 1% di atas SIBOR. Keras, tapi itu bisa berakhir dengan baik.


wooiiih... keren betul! gagah! Sayang, Robby cman 5 bulan di Garuda, karna dipanggil pemerintah untuk menangani bank2 pemerintah yang (waktu itu) baru dimerger jadi Bank Mandiri. Weh.. gw bisa g y kaya gtu ntar?

dibaca dari buku Change! - Rhenald Kasali

No comments: