Assalamualaikum!
Hemm,, hem,,, pengen cerita! Akhir-akhir ini saya keingetan sama seorang teman lama. Okey,, dia cewe, tapi tenang saja saudara2 ini gak ada sangkut pautnya dengan cerita romansa maupun cinta pada jaman putih abu-abu. Bukan, sama sekali bukan, beneran, suerrr! :p
Jadi begini, dulu pada saat saya baru kelas satu SMU, saya punya seorang temen, namanya, mmm... disembunyiin deh, sebut saja Mawar. Apa? kesannya jelek? Hehe, yauda, sebut saja Ias. Ias ini orangnya brisiiiik banget! Sering banget jadi pusat perhatian di kelas. Bukan, bukan karena kecantikan yang mempesona tiada tara, halah! Tapi karena seriing bet emm,, melakukan kegiatan2 yang "kreatif" :p Kebetulan Wali kelas kami, orangnya strict banget, jadilah Ias ini murid kesayangan beliau, hohoho. Nasibmu Nak! Terus terang saya pribadi gak deket ama Ias ini (waktu itu -red, kita baru mayan deket pas kelas 3, kelasnya sebelahan).
Pada suatu hari, si Ias gak masuk, terus kita sekelas dapet kabar: Bapaknya Ias meninggal! Innalillahi wa inna ilaihi raji'uun. Ternyata selama ini bapaknya Ias sakit keras. Waw! Ternyata anak yang ceria itu punya beban seperti itu! So, sehabis sekolah, kita sekelas pergi melayat k rumahnya. Woo,, rumahnya gedong bow! Eh bukan itu yang mu diceritain. Kita ke sana, udah siap2 mu menghibur Ias. Tapi apa yang terjadi, Ias menyambut kita dengan muka tengilnya yang biasa muncul di kelas. Dan keriuhan terjadi di rumahnya, dengan bodoran2 ngaconya yang bikin kita ketawa terbahak-bahak. Ampe lupa bahwa waktu itu sedang suasana berkabung. Terus terang waktu itu gw berpikir, "buset! ni bocah gak punya rasa apa ya????"
Tapi, pandangan gw itu berubah saat tiba saatnya perpisahan kelas. Waktu itu segelintir dari kami, termasuk Ias, menginap di Villa milik keluarga seorang teman. Nah, seperti pada umumnya acara perpisahan, di malam terakhir, ada acara berbagi cerita. Malam itu Ias berterima kasih pada kami semua,, karena pada waktu ayahnya meninggal, sudah datang menghiburnya. Dia bercerita bahwa betapa kepayahannya Ayahnya di hari-hari terakhirnya. Bahwa untuk keperluan yang sangat pribadi saja Ias harus melayani ayahnya.. Dan,, air matanya menetes. Dia menangis! Ias menangis tersedu... Walaupun begitu, saya yakin tak seorang pun dari kami yang hadir waktu itu berani mengatakan ia cengeng! Astaga.. saya bergetar..
Kini, saya semakin paham, betapa mengagumkannya kawan saya yang satu ini. Dia, seorang wanita yang sangat kuat! yang tidak memperlihatkan sisi lemahnya pada orang lain. Kenangan Ias yang ceria di hari kepergian ayahnya, tak kan saya lupa. Akan menjadi pembakar semangat yang luar biasa di hari-hari sulit. Saya, tak akan kalah darimu Ias!
6 comments:
hmmm..
jadi penasaran... :-?
ayo pik ayyo pik!
lelaki itu harus kuat (aku komen itu lagih???! ga ada bosen2nya, ehehehe)
hahaaa,,,dari kata 'orangnya berisiik banget' gw langsung tau sapa orangnya..
well,tapi untuk org yg sebangku sama dia slama setaun, cerita ini adalah cerita yg ga acit tau..:(
makasih bwt berbagi, kum:)
ohhh, gue salut sama las.
kalo gue jadi dia mungkin udah mulai guling-guling di jalanan...
hahah
woww.. salut !
malu euy mengingat betapa cengengnya aku dengan masalah2 sepeleku.. :9
@beck
yes! gantian dong, masa gw mulu yang dibikin penasaran :P
@smangka
apa sih?
@acied
hehe,, sama2. yah, kadang emang tuh bocah ada bagusnya jg cid, :P:P
@shinta n uci
hohoh,, ayooo anak2 muda! jangan pada cengeng! ini kejadiannya waktu kelas 1 sma lho! seumuran kalian!
Post a Comment