Thursday, September 06, 2012

Sejenak Kota Kembang

Banduuung, ibu kota periangan, kota kenangan. Satu setengah tahun saja tidak pulang ke Bandung, rasanya banyak sekali yang berubah.

Pertama kali keluar pesawat, yang ada di pikiran adalah, oh Tuhan enak banget udara Bandung. Tapi langsung prihatin lihat Bandara Husein. Kecil sekali ya gedungnya. Antrian imigrasi hanya ada tiga jalur. Hampir-hampir antrian meluber keluar gedung terminal. Konveyor bagasi cuma ada satu. Meja VOA cuma meja kecil dari kayu. Mungkin karena Bandara Husein adalah bandara dengan peningkatan wisatawan mancanegara terbesar, jadi fasilitasnya tidak siap. Belum lagi Lion pilih Bandung jadi hubnya. Makin banyak saja penumpang Soetta yang beralih ke Husein. Untungnya pengembangan Bandara Husein dipercepat . Semoga lain kali saya terbang dari sana sudah bisa menikmati terminal baru yang megah.

Eh, ini kok jadi kebanyakan link berita yah? Hehe, lanjut. Pulang dari Bandara lewat Pasteur, ternyata jalannya lengang. Sebelumnya sudah siap-siap bermacet ria. Efek dari Lebaran saya kira. Eh sekarang ada putaran baru selain putaran depan BTC. Baguslah, efek macet dari putaran BTC itu berkurang harusnya. Lanjutan Pasteur, di gunung batu sebelah PT. NTP sekarang ada kantor Siemens Power. Jadi ini toh yang bakalan bikin joint venture. Nice lah, semakin banyak perusahaan semakin bagus. Memang satu yang kurang dari Bandung supaya jadi hightech valley macem silicon valley adalah kurangnya perusahaan-perusahaan hightech yang bisa menampung para insinyur jebolan kampus di Bandung. Ayo dong LEN dan DI diperbesar bisnisnya.

Sampai di Jalan Pasantren sudah malam, jadi tidak terlihat angkot-angkot beroperasi. Sekarang bagian jalan yang dibeton semakin banyak. Baguslah, hanya kok tanggung rasanya, kenapa tidak dibeton semua sekalian. Memang sudah tidak terlihat ada lubang sih. Tapi ini musim kering, ujian sesungguhnya akan datang nanti musim hujan.

Memang sepuluh hari itu berlalu sangat singkat kalau dipakai liburan. Apalagi libur lebaran. Sebagian besar waktu dipakai untuk silaturahmi dengan keluarga. Tentu, pertanyaan "wajib" yang bikin gatal telinga tak ketinggalan, hahaha. Untung sekarang ada alasan, selesaikan sekolah dulu, baru menikah, haha! Dan setiap kumpul, tak lupa menyantap opor dan ketupat. Sepuluh hari liburan berat saya naik empat kilogram saja.

Tak lupa kumpul dengan kawan-kawan lama. Kawan sejak SMA yang selalu jadi teman bermain bola. Beberapa teman yang sudah menikah memperkenalkan pasangannya. Mantap! Tapi terlihat tren yang ganjil: yang duluan menikah justru yang dulu saat sekolah tidak aneh-aneh dengan perempuan. Nah lho! Untung saya masuk yang tidak aneh-aneh juga, hehehe. Salah seorang kawan mengadakan resepsi di Biofarma. Sekarang di Biofarma ada gedung masjid megah lho!

Tahu-tahu sudah tiba waktu untuk kembali ke Korea. Ah, malas sekali rasanya packing, sampai ibu harus mengingatkan berkali-kali. Ketika di Bandara Husein, terjadi sedikit insiden. Saya lupa kalau masih harus bayar pajak bandara, padahal sudah sama sekali tidak pegang rupiah. Habis bagaimana, umumnya memang pajak bandara tidak ditagih terpisah. Jadi baguslah kalau sekarang sedang diusahakan penyatuan pajak bandara dengan harga tiket.

Bandung, sampai jumpa lima bulan lagi!





No comments: