Sunday, March 06, 2011

Soal Keresek

Salah satu hal unik yang saya dapatkan di Korea adalah, bahwa ternyata supermarket di sini tidak menyediakan kantong plastik untuk para pengunjungnya. Lalu bagaimana dong cara membawa belanjaannya? Yaa, umumnya pengunjung membawa sendiri tas dari rumah. Kalau terlanjur tidak membawa, supermarket menyediakan tas kertas yang bisa dibeli dengan harga 400 won (sekitar Rp. 4.000,00), lumayan juga. Bila membeli dalam jumlah banyak, disediakan kardus2 gratis kumplit dengan lakbannya yang bisa digunakan untuk membawa barang. Rupanya inilah kebijakan untuk menekan jumlah penggunaan kantung plastik.

Memang berapa sih jumlah keresek yang bisa dihemat? Woh, sangat banyak pemirsa. Ini pertama kali saya sadari saat ngekos di Jakarta. Di kos2an saya minimal pergi ke betamart (bukan nama sebenarnya) satu kali dalam sehari, untuk membeli air minum. Setiap pergi ke sana, selalu pulang dengan satu kantung plastik (alias keresek). Karena kebiasaan di rumah, saya selalu menyimpan keresek yang tidak dipakai, tidak langsung dibuang. Tak ayal *cailah* dalam waktu sebulan saja keresek sudah menggunung di pojok2 ruangan kamar saya yang mungil namun asri itu.

Kenapa penggunaan keresek harus dikurangi? Wah ini sih bukan rahasia umum: plastik itu susah terurai. Jadi sampah plastik bakal numpuk di mana-mana. Daripada pusing-pusing memikirkan bagaimana pembuangannya, lebih baik dikurangi sejak awal pemakaiannya toh? Selain itu, tahukah anda, darimana keresek dibuat? Dari minyak pemirsa! yoi, jangan salah, yang anda tenteng2 tiap hari itu dibuat dari fosil berusia jutaan tahun yang lalu. *semoga bikin tambah merasa bersalah*

Kira2 kalau kebijakan ini diterapkan di Indonesia bisa ngga ya? Saya bilang sih kenapa engga? Negara-negara lain sudah banyak yang menerapkan, mulai dari Cina sampai UAE. Saya sendiri, sejak menggunungnya kantong keresek di kos2an, selalu membawa kantong sendiri kalau belanja ke betamart. So it's possible!

2 comments:

Civorezan said...

Sebenernya pic, kantong plastik kaya di nesiamart (bukan nama sebenernya) khan juga jenisnya ramah lingkungan. Si plastik akan rusak dengan sendirinya (terurai) kalo kita biarkan saja. Beda sama tas kresek yang sering dipakai di warteg ;p

piqs said...

ya kalau disebut ramah lingkungan juga, perlu waktu 2 tahunan kalau ngga salah. Sebagai orang Bandung yang pernah ngeliat ngerinya kalau kota jadi lautan sampah, lebih baik kalo keberadaan sampah dikurangi dari awal deh.