Saturday, November 20, 2010

Math is Super Exciting

Background info: Saat sekolah sekolah dulu, matematika adalah pelajaran kesukaan saya. Betul, makanya sejak dulu saya tak pernah ragu untuk masuk ke sekolah teknik, hehe.

Kemarin kebetulan saya melihat video presentasi TED yang berkaitan dengan matematika. Judul presentasinya: Conrad Wolfram - "Teaching Kids Real Math with Computers". Judul yang sangat menarik bagi saya, karena mengandung dua kata: "math" dan "computer". Selain itu judulnya juga provokatif: real math?? jadi yang selama ini diajarin di sekolahan bukan real math?? who the hell is this guy, dare talked like that. Langsung meluncur ke TKP! Saya juga menganjurkan pembaca menonton dulu videonya sebelum baca artikel ini, hehe.

Oke, yang pertama dibahas dalam presentasi itu adalah:
Why teach math? Kenapa sih pelajaran yang bikin puyeng itu jadi pelajaran wajib di sekolahan?
1. pekerjaan teknik. Yes, orang yang ingin bekerja di dunia teknik tentu perlu matematika
2. kehidupan sehari-hari (beli2, itung barang)
3. melatih logika. Matematika melatih logika, yang sangat penting untuk hidup jaman sekarang ini.


Terus, apa sih matematika itu? Kata Mr. Wolfram:
Math:
1. posing the right question
2. real world > math formulation
3. computation
4. math formulation > real world, verification

Hmm, ya ya. Sepertinya kita belajar itu semua di sekolah. Terus apa yang salah dong?? Yang salah adalah, kita terlalu banyak menghabiskan waktu di langkah no (3), sedangkan langkah (3) ini sudah dapat dilakukan dengan alat bantu (baca: komputer). Yang harus dilakukan adalah mengurangi porsi langkah (3), dan memperbanyak langkah (1),(2), dan (4). Dosen saya, Pak Her pernah bilang, orang yang cerdas bukanlah orang yang bisa menjawab dengan tepat, tapi orang yang bisa mengajukan pertanyaan yang tepat.

Trus, kenapa sih kita terjebak dengan menghitung tangan. Apa keuntungan berhitung dengan tangan? Kata Pak Conrad, alasan yang biasa dikatakan orang:
1. hitungan praktis, macem berapa harus bayar pajak, berapa luas tanah, dll.(valid)
2. belajar dasarnya dulu (kurang valid). Dasar? Apa yang disebut dasar?
3. komputer "mendangkalkan" matematika (sama sekali gak valid)
4. menghitung dengan tangan memunculkan pengertian tentang (valid)

Kita harus mencari cara untuk mengurangi porsi menghitung, tanpa menghilangkan keuntungan validnya. Dengan demikian kita dapat memberi tempat untuk konsep. Padahal saya suka menghitung lho (baca background info :P) Terus terang, kemesraan saya dan matematika sempat terganggu. Tahun pertama dan kedua, saya diajari tentang kalkulus dan matematika fisik. Terus terang saya tidak bisa menangkap apa sebenarnya yang saya pelajari dan apa gunanya. Akibatnya, tiada motivasi untuk belajar. 14 SKS matematika dan tidak ada yang dapat A, huks.

Keadaan berubah saat saya di tingkat 3 dan 4. Saya mulai mempelajari dinamika fluida, pemodelan sistem, mekanika kuantum dsb. Semuaaa menggunakan matematika. Baru saya ngeh, ooooh, semua itu untuk inii. Barulah kemudian saya buka lagi itu buku2 matematika dan belajar dari situ. It was super exciting!

Nah, Pak Wolfram mengusulkan bahwa matematika diajarkan sesuai dengan tingkat kesulitan konsepnya, bukan hitungannya. Dengan metoda yang diusulkan pak Wolfram ini, tentu tidak perlu lagi harus ada murid yang bernasib seperti saya. Misalnya kalkulus. Konsep kalkulus itu ngga rumit lho. Yang susah itu hitugannya. (believe me, saya dapat D saat kalkulus tapi saya fasih menurunkan persamaan atom hidrogen >:) ). Sebagian waktu yang dihabiskan untuk kalkulasi dapat dialihkan untuk membicarakan konsep dan contoh implementasi. Untuk memahami langkah-langkah dan prosedur kalkulasi si murid ditugaskan membuat program. Worked perfectly for me. Tidak perlu pemrograman yang sulit-sulit. Bisa dimulai dengan Ms. Excel misalnya, menghitung lintasan gerak parabola, terus diplot. Menarik dan intuitif!

Hmm, saya ingin mencoba berekesperimen soal hal ini. Siapa yang bisa jadi bahan percobaan yaa.. *lirik-lirik anak orang*

EDIT2:
Dari diskusi sama temen2 di plurk, yang susah dalam pengajaran konsep adalah,, ujiannya. Jauh lebih mudah menguji benar salah hitungan daripada menguji pengertian konsep. Hmm, gimana caranya yaa..

5 comments:

Astrid said...

apaaa kau bilaaang. who the hell is this guy??? dia wolfram tauu. yang punya website ttg konsep2 matematika dan mudah dimengerti!
*hoo..padahal acit ge baru tau klo wolfram itu nama orang, bukan nama perusahaan.iyeeey!*

setuju-setujuuu...math is super exciting!hoho..ikut share yaa linknya:E

oh come on..jangan balik lagi ttg ujian konsep.hehe
usul aja ini mah: klo ajarin konsep..ajarin pola pikirnya. Biar pola pikirnya dapet, ambil contoh2 sederhana analogi di kehidupan sehari2. klo udah dapet contoh yg kebayang, baru boleh mulai masuk ke dunia konsep yg dimaksud, dan mulai menggunakan istilah2 khusus.

kebayang tak?:D

piqs said...

@acit yang saya tau sih wolfram itu jenis kawat, hahahaha.

ehh, ari ujian pola pikir teh beda sama ujian konsep???

Astrid said...

emang ada ujian pola pikir?? (woot)

piqs said...

hahaha, bukaan. Kan yang saya bingung, kalau pelajarannya lebih banyak pola pikir, ngujina kumaha nya? Ada ide?

Unknown said...

Halo,

Salam kenal. Kami menemukan blog kamu ini, setelah menelusuri tautan, dari salah seorang sahabat blogger. Kebetulan, kami memang ingin menyapa mahasiswa dan alumni ITB, yang biasa berbagi rasa dan ilmu di media daring ( blog) maya.

Kami dari masukitb.com, ingin mengajak blogger yang sedang atau pernah menjadi warga Kampus Ganesha, untuk membagi pengalamannya, bisa berupa artikel teks, foto, bahkan video, seputar kehidupannya, selama belajar di Kampus Ganesha.

Masukitb.com adalah tampilan kehidupan Kampus Ganesha ITB, wadah bertanya, berdiskusi, dan berinteraksi, antara para mahasiswa atau alumni ITB, dengan para pelajar SMU dari seluruh Indonesia, yang berminat menjadi bagian dari komunitas ITB. Kami memahami, bahwa banyak sekali yang berminat menjadi warga kampus Ganesha, dan semoga media maya ini, bisa mengurangi kasus salah jurusan, serta membuat siswa SMU lebih mempersiapkan diri, dengan segala dinamika pembelajaran, di Kampus Ganesha.

Terima kasih banyak, atas kesediaan Kamu untuk berbagi dengan para pelajar SMU se-Indonesia, semoga kebaikannya bisa bermanfaat untuk semua.

Divisi Teknologi Informasi
Layanan Produksi Multimedia (LPM USDI)
Jl. Ganesha No. 10, TVST Building
Bandung 40132, Indonesia
Phone : +62 22 4254012