Sunday, February 07, 2010

Ada Apa dengan Zebra?

Yak, salah satu oleh-oleh saya sepulang dari Jepang adalah sebuah kesadaran, betapa kacaunya lalu-lintas kita. Omigoot! Ups, tapi sepertinya kurang berguna kalau saya bikin post cuma berisi keluh kesah saja, jadi saya mau bikin semacam observasi terhadap satu hal yang menjadi bagian dari lalu lintas kita: Zebra Cross!
From Osaka Daigaku

Tentunya semua orang yang baca tulisan ini tahu apa itu guna zebra cross. Buat tempat orang nyebrang kk! Pinteer! Tapi kenapa ya kk banyak orang yang malas nyebrang di zebra cross? Iya, memang kenyataannya seperti itu kan? Banyak orang yang menyeberang sembarangan, walaupun ada zebra cross yang berjarak kurang dari 10 meter dari tempat dia berdiri.

Sekarang mari kita tengok lagi, memangnya dia bakal untung apa kalau nyebrang di zebra cross? Secara teoritis siih, harusnya dia bakal menyeberang lebih mudah. Kenapa bisa lebih mudah? Karena, seharusnya para pengemudi kendaraan bermotor akan mendahulukan orang yang menyeberang di zebra cross. Artinya mendahulukan? Memberi jalan dengan memperlambat atau kalau perlu memberhentikan kendaraan selama masih memungkinkan!

Kenyataan yang kita lihat sih, aturan itu tidak berlaku. Pengemudi kendaraan tetap saja menjalankan kendaraan seperti biasa walaupun ada orang yang sedang menunggu untuk menyeberang. Ya memang, kalau kejadian ketabrak di zebra cross, pasti yang disalahkan pengemudinya. Tapi siapa sih yang mau ditabrak dulu untuk membuktikan teori di atas?

Karena kenyataannya seperti itu, wajar-wajar saja toh kalau orang-orang jadi malas menyeberang pada tempat yang disediakan. Lha wong ngga ada gunanya juga. Jadi, di tulisan ini saya ingin menghimbau kepada para pengendara kendaraan bermotor, hormatilah pejalan kaki. Mereka juga sama-sama berhak atas jalanan, bahkan seharusnya memiliki strata tertinggi di jalan raya.

Ah, saya jadi ingat iklan layanan masyarakat yang dulu sering terlihat: "Hormatilah pejalan kaki", "Dahulukan pejalan kaki", dll. Iklan-iklan itu kok tak pernah muncul lagi ya sekarang?

6 comments:

Agni Giani said...

naah... klo disini (dikota skrng saya berdomisili a.k.a balikpapan), semua org menyebrang d zebra cross. kita semua terbiasa untuk melakukannya. dan pengendara pun sudah tau akan keharusannya mendahulukan penyebrang, ya meski bbrp memang serebet2 aja sih ignore penyebrang jalan (yg ini mah udah tabiat orgnya kali yee...)

setuju bgt seh sama statement klo sama2 aja mu nyebrang dmn pun jg, toh penyebrang tak dihormati. so para pengendara (termasuk km ketika mengendara), hormatilah pejalan kaki, dan penyebrang jalan! hidup! :D

salam,
pedestrian sejati :D

Rani said...

kenapa ga mau nyebrang di zebra cross? karena malas dan makan waktu lebih lama :P

misalnya, di daerah bip lebih cepet nyebrang langsung daripada naik jembatan or lewat zebra cross.
atau di pasteur, daerah btc situ, sepaaanjaaang jalan ada berapa coba zebra crossnya? jembatan pun tak ada.

ya selain pengendara dan pejalan kaki, penyedia aturan lalu lintasnya a.k.a pemerintah seharusnya memberi dukungan juga dong. zebra cross yg lebih banyak, jembatan, dan petugas penyebrang jalan kayak di btc juga bagus tuh :D

piqs said...

@Agni
Wooh, di Balikpapan masih tertib ya? Bagus-bagus, lanjutkan! hehe. Weis, saya selalu menghormati pejalan kaki kok, masih sering jalan kaki juga soalnya :P



@Rani
Kenapa lebih lama? Iya, salah satunya karena jumlah zebra cross yang kurang banyak, tapi menurut saya yang lebih utama adalah karena pengguna zebra cross tidak diberi prioritas.

Kalau kesadaran mendahulukan pedestrian sudah ada, niscaya (#halah)petugas penyebrang jalan itu sudah tak diperlukan lagi :D

Astrid said...

absolutely agree.
nyebrang di zebra cross atau ga, gada bedanya:D

Roberto Edward said...

yups... sebagian besar orang Indonesia (termasuk saya tentunya) itu memang masih tabiatnya terjajah... klo belum dipaksa n dihukum ga akan pernah mau ngelakuin sesuatu...

begitupula dengan peraturan pemerintah... masih minimnya penegakan hukum di negara ini membuat peraturan itu seolah hanya berlaku diatas kertas.

coba diterapkan peraturan bahwa nyebrang di luar tempat yg diperuntukan akan didenda max 1 milyar n di tiap penyebrangan jalan diawasi dengan ketat. trus pemerintah menerbitkan sayembara kepada para pengemudi kendaraan (apapun bentuknya) yang berbunyi

"barang siapa yang berhasil MENABRAK pejalan kaki yg menyebrang jalan tidak pada tempatnya akan diberi hadiah rp100.000/korban yg berhasil ditabrak! - lampirkan bukti pelanggrannya"

gmn tuh?

piqs said...

@acit
betulkan kata saya ;)

@JiBon
Beeuh, eksteriim, hahaha. Gak usah begitu2 amat deh. Pokoknya gimana caranya supaya orang2 itu tau gimana enaknya kalo tertib di jalan raya, begituu.