Sunday, June 22, 2008

Euro 2008, Expect Emotion!

Expect Emotion!

Yak, itulah tagline kejuaraan sepakbola antar negara-negara Eropa tahun ini, Euro 2008. Walaupun ber-tagline demikian, babak penyisihan grup berlangsung secara membosankan. Hasil yang keluar sesuai dengan dugaan kebanyakan orang, dengan pengecualian Belanda yang berhasil lolos dari grup neraka dengan membantai seluruh lawan-lawannya. Akan tetapi, kejuaraan menjadi menarik pada babak perempat final ini. Para jawara grup secara mengejutkan tersingkir lebih dulu dan pertandingan malam ini menjadi pertandingan yang benar-benar mengaduk-aduk emosi.

Belanda - Rusia.

Yak! Seperti sebagian besar penikmat sepakbola di kolong langit ini, malam ini saya mengira Belanda akan mendominasi pertandingan. Bagaimana tidak? Belanda adalah tim dengan tradisi sepakbola yang kuat serta pemain-pemain hebat yang bermain di liga-liga top Eropa. Ada Ruud Van Nistelrooy, Van Persie, Van Der Saar, dan Van2 yang lain, hehehe. Racikan pelatih Marco Van Basten pun tak diragukan lagi. Taktik ramuaannya berhasil mengandaskan para kandidat juara, Prancis dan Italia, dengan sangat telak. Tak heran Belanda menjelma menjadi salah satu kandidat kuat juara Euro 2008.

Lalu kita punya Rusia. Rusia adalah tim non unggulan di kejuaraan ini. Bahkan, boleh dibilang mereka adalah kebalikan dari Belanda. Entah kapan terakhir kali Rusia menjuarai sebuah kejuaraan tingkat dunia. Pemain-pemainnya? hmm.. Tidak ada yang terkenal di luar Rusia. Bahkan, apabila kita dipaksa untuk menyebutkan seorang bintang dari tim Rusia, yang keluar adalah nama seorang Belanda. Yak! Dia adalah Guus Hiddink, pelatih kesebelasan Rusia berkewarganegaraan Belanda. Hiddink adalah pelatih yang terkenal karena membawa tim-tim non unggulan ke pentas2 tinggi dunia. Bersamanya Korea Selatan mencicipi nikmatnya semi final piala dunia. Australia (Australia saudara2!) pun dibawanya menembus piala dunia. Untuk tim asuhannya kali ini, Rusia, Guus berkomentar:

"Mereka seperti segerombolan anjing kecil yang bermain bola dengan gembira. Hal ini baik, akan tetapi mereka perlu lebih memikirkan apa yang akan terjadi satu atau dua detik ke depan, tanpa membawa bola"
{penulis tidak menjamin keakuratan kutipan ini, karena hanya berdasarkan ingatan penulis saja :p}

Para anjing kecil itu pun bermain sebisa mereka, hingga akhirnya berhasil lolos ke perempat final Euro 2008 ini. Optimisme publik Rusia menyeruak, hingga timbul ungkapan "In Guus we trust", plesetan dari in God we trust-nya orang Amerika. Akhirnya, tibalah waktunya berhadapan dengan Belanda, tanah air sang pelatih. Saya tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Guus, harus bermain melawan negaranya sendiri. Menanggapi laga lawan ini, Guus berkata:

"Saya siap dicap sebagai penghianat" (jika Rusia mengalahkan Belanda tentu saja, hehe)

Pernyataan ini bukan hanya menggambarkan profesionalismenya, tapi tentu saja semangat para pemainnya akan terbakar melihat pelatihnya all out seperti itu.
(saya tidak ingin membahas masalah profesionalisme vs nasionalisme saat ini)

Dan malam ini, saya terpana. Para anjing kecil itu meneror barisan pertahanan Belanda. Unggul satu nol tak membuat gempuran mereka mengendor. Belanda pun berusaha menyamakan kedudukan, namun entah mengapa mereka sangat sulit menembus pertahanan Rusia. Yang bisa dilakukan Schneider hanyalah memborbadir gawang dengan tembakan keras jarak jauh, cukup membuat ciut mental. Lima menit sebelum pertandingan selesai, Belanda berhasil menyamakan skor, dan memaksa perpanjangan waktu.

Saya kira kebobolan saat hampir menang akan membuat mental mereka jatuh, akan tetapi tidak. Pada perpanjangan waktu mereka terus menerus menggempur sayap kanan Belanda, sisi yang saya kira memang bolong pertahanannya. Berkali-kali bola melintas dengan tenangnya di depan gawang Van Der Saar, membuat perut para penonton jungkir balik, gemas! Tinggal tunggu waktu saja sebelum ada yang berhasil mengantarkan bola itu menemui jaring gawang. Dan pada perpanjangan waktu kedua, terjadilah! Tepat seperti yang diduga. Bola dari sayap kanan dilambungkan melintas gawang, hingga menemui kaki seorang pemain, lalu masuk ke gawang. 2-1 untuk Rusia. Tapi pertandingan masih 7 menit lagi. Waktu yang cukup bagi tim sekelas Belanda untuk memasukkan dua gol dan membalikkan kedudukan. Namun yang terjadi adalah, para meneer Belanda itu kehilangan konsentrasi. Akibatnya, justru Rusia yang memperoleh tambahan angka, dari lengahnya para pemain belakang. Tak heran betapa murkanya Van Der Saar. 3-1 untuk Rusia, game over!

Hoaah!! What an inspiring match!

5 comments:

smangka said...

udah panjang,,
tentang bola pula,,
jadi ga dibaca deh =P

yosi said...

sayang, lawan di semifinal rusia ketemu spanyol, kalah lagi kan :p

piqs said...

@smangka
sowwy,, boy's talk! (hwakakakak)

@yosi
he-eh, yah, biarlah, untung gw gak ntn :P

utchanovsky said...

Tapi akhirnya dipaksa tunduk sama spayol Mas. Dan ntar malam kayaknya spayol bakal tunduk sama jerman

(Dedy Corbuzier Mode : On)

piqs said...

hehe,, Dedy Corbuziernya masi kurang latian tu mas. Spanyol yang menang! tp gw gak ntn Finalnya uy! huhuhu