Saturday, April 16, 2011

Cherry Blossom

Yak, tahun ini saya akhirnya pertama kali bisa melihat sakura secara langsung. Yah, di sini bukan sakura sih namanya, tapi 벚꽃 (Beot kkot).

Di budaya Jepang (dan ditularkan ke korea), melihat sakura jadi acara yang rutin tiap tahun. Sakura dipandang sebagai cerminan kehidupan manusia yang rapuh, singkat, dan,,, indah. Awalnya saya bingung, iya sih,, bagus. Tapi itu kan pohon. Kalo dari kecil udah liat ya pasti udah ngga aneh lagi. Kecuali kalo macem awa yang turis ndeso ini :p.

Tapi melihat sakura yang berguguran setelah cuma seminggu mekar, rasanya saya cukup mengerti.

"berapa kali lagi ya saya masih bisa melihat mekarnya sakura?"

Sunday, March 13, 2011

Pray for Japan

Hari Jumat (11 Mar) lalu, terjadi gempa dahsyat di perairan dekat pantai Sendai, Jepang. Kabar ini saya ketahui nyaris instantly saat kejadian dari status YM teman saya di Jepang. Segera saya browsing2, dan ketemu kabarnya dari social media Twitter. Ternyata pusat gempa berada di dekat Kota Sendai. Saya ingat ada satu teman dekat saya, Haris, sedang studi di sana. Segera saya tengok YM, dia offline. Saya minta teman di Osaka untuk menelpon dia, tak tersambung. OK, saya pikir, mungkin suasana masih tidak kondusif di sana.

Satu jam setelah kejadian, tersiar kabar tsunami. Lihat tayangannya via internet stream sungguh mengerikan. Mulai kepikiran soal Haris, sepanjang sore itu pekerjaan saya cuma menyimak berita dan memantau kabar dari teman2. Akhirnya dapat kabar dari Haris via fb. Dia tidak apa-apa dan sedang berada di tempat pengungsian. Saluran telpon putus tetapi mobile internet masih bisa digunakan. Hail technology!

Gempa juga terasa di Tokyo. Dari teman yang bekerja di sana, saluran telpon juga putus, tetapi tidak ada kejadian signifikan lagi. Subway diberhentikan sementara, akibatnya penumpang terlantar. Seorang teman yang lain harus berjalan belasan km karena ini. Ada video yang menampilkan gedung-gedung tinggi yang bergoyang saat gempa. Ini menunjukkan bangunan-bangunan tersebut sudah dirancang untuk menyalurkan energi saat gempa, jadi cuma goyang aja. Amazing!

Saat ini, dua hari setelah kejadian. Alhamdulillah tidak ada teman yang kenapa-kenapa. Berbagai media menayangkan akibat gempa Jepang, di antaranya di sini. Korban jiwa sampai saat ini mencapai lebih dari 200 orang, sementara ribuan orang tidak dapat dihubungi. Daerah terparah antara lain di Ikeba dan Miyagi. Reaktor nuklir Fukushima juga dikabarkan mengalami kondisi kritis, semoga dapat terkendali. Bagaimana dengan rencana pembangunan reaktor di Indonesia? Apa kita sudah siap dengan rencana saat terjadi bencana?

Mari doakan teman-teman di Jepang, semoga dapat segera melewati bencana ini. Tentu doa saja tidak cukup. Saya dengar ada teman-teman dari Indonesia Emergency Responder yang akan berangkat ke Jepang Senin nanti, Salut!

Sunday, March 06, 2011

Soal Keresek

Salah satu hal unik yang saya dapatkan di Korea adalah, bahwa ternyata supermarket di sini tidak menyediakan kantong plastik untuk para pengunjungnya. Lalu bagaimana dong cara membawa belanjaannya? Yaa, umumnya pengunjung membawa sendiri tas dari rumah. Kalau terlanjur tidak membawa, supermarket menyediakan tas kertas yang bisa dibeli dengan harga 400 won (sekitar Rp. 4.000,00), lumayan juga. Bila membeli dalam jumlah banyak, disediakan kardus2 gratis kumplit dengan lakbannya yang bisa digunakan untuk membawa barang. Rupanya inilah kebijakan untuk menekan jumlah penggunaan kantung plastik.

Memang berapa sih jumlah keresek yang bisa dihemat? Woh, sangat banyak pemirsa. Ini pertama kali saya sadari saat ngekos di Jakarta. Di kos2an saya minimal pergi ke betamart (bukan nama sebenarnya) satu kali dalam sehari, untuk membeli air minum. Setiap pergi ke sana, selalu pulang dengan satu kantung plastik (alias keresek). Karena kebiasaan di rumah, saya selalu menyimpan keresek yang tidak dipakai, tidak langsung dibuang. Tak ayal *cailah* dalam waktu sebulan saja keresek sudah menggunung di pojok2 ruangan kamar saya yang mungil namun asri itu.

Kenapa penggunaan keresek harus dikurangi? Wah ini sih bukan rahasia umum: plastik itu susah terurai. Jadi sampah plastik bakal numpuk di mana-mana. Daripada pusing-pusing memikirkan bagaimana pembuangannya, lebih baik dikurangi sejak awal pemakaiannya toh? Selain itu, tahukah anda, darimana keresek dibuat? Dari minyak pemirsa! yoi, jangan salah, yang anda tenteng2 tiap hari itu dibuat dari fosil berusia jutaan tahun yang lalu. *semoga bikin tambah merasa bersalah*

Kira2 kalau kebijakan ini diterapkan di Indonesia bisa ngga ya? Saya bilang sih kenapa engga? Negara-negara lain sudah banyak yang menerapkan, mulai dari Cina sampai UAE. Saya sendiri, sejak menggunungnya kantong keresek di kos2an, selalu membawa kantong sendiri kalau belanja ke betamart. So it's possible!

Sunday, February 27, 2011

Orang Indonesia itu tidak Malas

Entah kenapa, selama ini saya banyak menemui orang yang beranggapan bahwa orang kita itu malas2. Padahal menurut saya engga sama sekali lho.

Banyak orang yang mengambil contoh bangsa Jepang atau Korea soal ketekunan bekerja. Sekarang, saya sudah mengalami keduanya dan saya bilang: ternyata ga wah2 banget kok mereka. Waktu saya internship di Jepang, saya lihat pelajar2 Indonesia adalah yang paling rajin2, bahkan lebih dari orang2 Jepang sendiri. Di lab saya di Korea saat ini, jam mulai adalah pukul 9.30 pagi dan selesai sekitar 10 PM, alias 12.5 jam. Di kantor saya dulu orang2 biasa bekerja jam 7.45 sampai jam 7 lagi. Hampir 12 jam juga, itupun masih ditambah kadang2 masuk hari sabtu.

Coba lihat para commuter di kota satelit Ibukota. Seringkali mereka harus berangkat kerja jam 5 pagi dari rumah dan baru kembali lebih dari jam 7 malam. Apa itu disebut malas? Lihat orang yang pagi hari bekerja sebagai buruh atau guru dan sore hari mencari tambahan sebagai pengojek, berani sebut itu malas?

Sebagai bangsa tropis, kita juga tidak mengenal liburan musim panas dan dingin. Beda dengan di negara2 eropa yang bisa sampai berbulan-bulan.

Terus, kenapa dong bangsa kita belum maju2? Korupsi? Pengaruh asing? Kepemimpinan yang tidak jelas? Apapun itu, yang jelas cuma kita sendirilah yang bisa membawa bangsa ini maju, bukan orang lain.

ayo! we deserve better than this. Am I too naive?

Sunday, February 20, 2011

Korea, Kesan Pertama

1. Canggih! Yah, namanya juga negara maju. Vending machine ada di mana-mana. Layar informasi pake touchscreen segede naga gaban. Bisnya ada GPSnya, terus keknya terkoneksi ke internet. Lha di halte bisnya bisa ketauan bisa nomer berapa sedang ada di mana dan kira2 berapa menit lagi nyampe. Internet wus2 lah ya jelas.

2. Disiplin berlalulintasnya masih ga bagus gw bilang. Lampu merah diterobos. Klakson di mana-mana. Batas kecepatan dilanggar. Bis nyetir ala kopaja. Nyebrang sembarangan. Gitu deh. Untung masih ga banyak mobil

3. Telpon umum ada di fasilitas2 umum, macam terminal dan airport. Gw selalu heran dengan fakta ini. Secara semua orang udah punya HP, pasti jarang banget tuh yang pake. Tapi emang berguna banget kok buat perantau macam kita ini.

4. Cewe2nya sakti2! Cuaca 5 derajat C aja kuat pake legging doang! Udah gitu pake high heels pulak. Gak takut jatoh apa jalan licin kek begini. Awak aja yang pake safety shoes masih ngeri LOL

5. Rasanyaaa muka orangnya mirip semua, hahaha. Jadi susah ngapalin orang yang baru kenalan.

6. Daerahnya bergunung2! Ntah daerah lain ya, tapi sepanjang perjalanan dari Incheon Airport sampe ke Pohang ini jalannya naek turuun terus. Terus sepertinya cuacanya sering ga bagus. Di web kampus ada tulisan soal cuaca yang bisa ganggu penerbangan, dan waktu mau masuk Incheon kebetulan pesawat gw kena turbulensi, hwek.

Yak demikianlah yang tertempel di benak saya selama 3 hari ini di Korea. Sori belum ada gambarnya, maklum ga bawa kamera atau HP. :D