Benarkah itu alasannya? Saya kira bukan. VM kan ga susah susah amat bikinnya. Tapi saya jadi berpikir, kira2 kenapa ya VM belum juga populer di negara kita? Iya kan? Seumur-umur, di Indonesia cuma lihat VM di Bandara Soetta saja. Ada beberapa alasan yang lewat di kepala:
1. Harga mesin relatif mahal dibanding harga barang yang dijual (minuman kaleng, makanan), jadi balik modalnya lama
2. Resiko vandalisme
3. Pasokan listrik yang kurang lancar (seharusnya di kota2 besar sih sudah tidak lagi, bravo PLN)
4. "Harga" tenaga kerja yang relatif murah, sehingga mending jual pake orang aja daripada pake mesin.
5. Budaya masyarakat yang kurang merawat uang kertasnya. Coba liat dompet anda, dekil2 kan isinya? Jadi uang kertas susah terdeteksi di mesin
Baru itu yang kepikiran. Ada yang mau nambahin?
Foto diambil dari @10's Photostream